My...

Persiapkan hidupmu untuk kehidupan setelah mati

Senin, 12 Desember 2011

"Kenapa orang yang Idiot kaya, saya tidak? [bag.2]

Profesor dan nelayan


Suatu minggu, seorang profesor pergi untuk melakukan penelitian di sebuah pedalaman. Sulitnya medan perjalanan memaksa profesor ini untuk menempuh jalur lain yaitu sebuah sungai. Tanpa berpikir panjang sang profesor segera mencari seorang nelayan untuk menyeberangi sungai tersebut.

Selama perjalanan di atas kapal sang profesor bertanya kepada sang nelayan, “Apakah Bapak pernah belajar biologi?” Dengan polos sang nelayan menjawab, “Apa itu biologi? Makanan ikan ya?” Dengan nada menggurui sang profesor menjawab, “Masak Anda tidak tahu apa itu biologi? Itu artinya Anda sudah kehilangan 20 persen dari bagian hidup Anda!” Beberapa menit kemudian sang profesor kembali bertanya, “Apakah Bapak tahu apa itu fisika?” Dengan nada minder sang nelayan menjawab, “Yang pasti bukan makanan ikan kan?” Dengan nada yang meremehkan sang profesor menjawab, “Ck ck ck…, Anda sama saja sudah kehilangan 50 persen dari bagian hidup Anda!” Selang beberapa waktu sang professor kembali bertanya, “Kalau Anda tidak tahu apa itu biologi dan fisika, tentu Anda tahu tentang geografi, bukan?” Sang nelayan menjawab, “Saya memang idiot, saya pun tidak tahu apa itu geografi.” Dengan tertawa terbahak-bahak sang professor berkata, “Anda betul-betul kehilangan 80 persen dari bagian hidup Anda!”

Sesaat sebelum sang professor memberikan pertanyaan keempat, arus sungai mendadak berubah menjadi deras. Derasnya arus membuat kapal bergoyang dengan sangat keras. Sang professor tidak dapat menguasai keseimbangan dan terjatuh ke dalam sungai. Dengan panic sang professor berteriak, “LONTONG! Eh TOLOOONNGG!” Dalam keadaan panic sang nelayan bertanya, “Anda tidak bisa berenang?” Dalam keadaan timbul tenggelam sang professor menjawab, “Saya tidak bisa berenang!!” Dengan berani nelayan menjawab, “Kalau begitu Anda sudah kehilangan 100 persen dari bagian hidup Anda!”

Cerita ini mungkin hanyalah cerita fiksi belaka, namun inilah yang sering kali terjadi dalam kehidupan nyata. Seorang yang sangat pintar belum tentu bisa menggunakan pengetahuannya untuk bertahan hidup. Pengetahuan adalah kekuatan sampai Anda menggunakannya.

“KNOWLEDGE IS NOTHING, APPLYING WHAT YOU KNOW IS EVERYTHING.”


Reuni SMA

Juara 1 lomba lari marathon, mendapatkan nilai 9 pada mata pelajaran Olahraga, mendapatkan nilai 8 pada mata pelajaran Agama, itulah “sebagian” dari prestasi saya. Orang-orang kagum melihat “sebagian” dari prestasi yang saya miliki. Tapi itu hanya sebagian, sisanya? Nilai 4 untuk mata pelajaran Matematika, nilai 4 untuk mata pelajaran Kimia, nilai 5 untuk mata pelajaran Sejarah, dan nilai 5 untuk mata pelajaran Komputer. Bagi anda yang memiliki nasib yang serupa dengan saya, tenang saja karena ini barulah permulaan!

Saya tidak sendirian dalam persaingan memperebutkan nilai terburuk di sekolah, ada sekitar 5 teman yang tidak kalah idiotnya dibanding saya. Mereka lebih senang bermain dibandingkan belajar. Suatu ketika seorang guru Fisika memarahi salah satu teman idiot saya dan berkata, “Kalau otak dan kepalamu bisa dibuka, pasti isinya kosong!” Saya dan teman idiot saya tidak akan pernah bisa melupakan kata-kata itu.

Seiring berjalannya waktu, kamipun beranjak dewasa dan memiliki kesibukan masing-masing. Setelah cukup lama tidak bertemu dengan teman-teman SMA, kami dipertemukan kembali dalam sebuah reuni. Dari reuni inilah saya melihat sebuah kenyataan yang sangat ironis. Teman-teman idiot saya telah berubah menjadi orang yang sangat sukses. Mereka memiliki bisnis sendiri dan penghasilan yang besar. Teman idiot saya juga telah membeli sebuah rumah dan mobil pribadi di usia 20 tahun. Sebaliknya beberapa teman saya yang terbilang cukup pintar dan berprestasi, mereka lebih memilih rasa aman dan menggantungkan masa depan mereka sebagai karyawan. Mereka tidak lebih sukses dibanding dengan teman idiot saya. Mungkin Anda bertanya “Kenapa orang yang idiot kaya, sementara saya tidak?” Teruslah membaca!

Sumber : Dari buku UNLIMITED WEALTH by BONG CHANDRA
By: inbox email

Tidak ada komentar:

Posting Komentar